Name: Tansokou Kongou (炭素鋼 金剛 / たんそこう こんごう)
Age: 18
Birthday: 15 Januari
Gender: Laki-laki
Birth Place: Jepang
Clan: Qwaser
Personality: Menjadi seorang buronan membuat Tansokou bersikap dingin dan tidak mudah mempercayai orang lain, meskipun begitu terkadang masih bersikap ramah kepada orang-orang yang dipercayainya dan tahu sopan santun apabila dibutuhkan. Dia juga sangat menyayangi keluarganya.
Weaknesses: Hal-hal yang menyangkut keselamatan keluarga, wanita "agresif", terkadang menyombongkan diri dan tak jarang menantang atau memaki dalam pertarungan. Tangan kanannya yang berupa prostetik tidak dapat digunakan untuk mengendalikan karbon (hanya dapat mengendalikan karbon dengan gerakan anggota tubuh organiknya). Apabila Tansokou diikat hingga tidak dapat bergerak maka Tansokou tidak akan dapat mengendalikan karbon.
Ability: Manipulasi dan ekstraksi karbon dari lingkungan di sekitarnya serta tubuh manusia (kalau benar-benar terdesak). Biasanya digunakan sebagai mekanisme pertahanan.
Character Description: Berambut hitam seleher dengan mata hitam. Tansokou kehilangan tangan kanannya dalam masa pengejarannya, dan akhirnya diganti dengan tangan prostetik.
- Spoiler:
Tansokou Kongou
(visualisasi: Ichise - Texhnolyze)
Element: Carbon
Weapon: Tidak ada (cukup percaya diri tanpa senjata karena karbon adalah elemen terbanyak ke-15 di Bumi, dan ke-2 di dalam tubuh manusia), namun tangan kanan prostetiknya yang terbuat dari campuran logam dapat digunakan sebagai senjata darurat (untuk memukul atau menampar juga menahan serangan).
Background Story: Tansokou Kongou, seorang remaja yang biasa saja. Tingkahnya biasa, kepribadiannya biasa, sifatnya ketika bergaul juga biasa, hanya kemampuannya yang luar biasa. Sejak kecil, Tansokou sudah bisa memanipulasi karbon. Awalnya hanya pengendalian remeh, namun seiring usianya bertambah, Tansokou yang terus melatih kemampuannya secara diam-diam akhirnya dapat meningkatkan kekuatannya hingga ketika dia berusia 14 tahun, dia akhirnya dapat mengubah arang menjadi permata. Waktu itu berpikiran sederhana, Tansokou pun menjual permata-permata itu di
Black Market untuk menaikkan derajat ekonominya (dan keluarganya secara tidak langsung). Sayangnya, salah seorang anggota yakuza kelas bawah melihat transaksi itu dan mengikuti Tansokou. Ketika menemukan kemampuan Tansokou, maka pengejaran Tansokou pun dimulai.
Tansokou yang tidak ingin bergabung dengan yakuza (karena melihat niat mereka yang busuk) pun melarikan diri dari rumah, dan menghabiskan 3 tahun ke depan dalam masa pengejaran. Dalam 3 tahun itu juga, akhirnya Tansokou mengabaikan hati nuraninya dan mulai bangkit melawan para yakuza yang mengejarnya. "Bunuh sebelum dibunuh", kalimat yang sangat bukan dirinya dulu sekarang menjadi mottonya untuk bertahan hidup. Akhirnya Tansokou berhasil membinasakan keluarga yakuza yang mengejarnya saat dia berusia 18 tahun. Sayangnya, genosida itu menarik perhatian yakuza yang kelasnya lebih tinggi juga aparat keamanan. Kembali diburu, kali ini dengan dua faksi (dengan dua tujuan yang sangat berbeda), akhirnya Tansokou tertangkap oleh keluarga yakuza. Ternyata, Tansokou ditangkap untuk dijadikan siswa di Daihon Academy melihat kegigihan dan kemampuannya bertahan hidup serta melarikan diri selama bertahun-tahun. Demikianlah Tansokou belajar di Daihon Academy sambil merencanakan cara kabur dari tempat pembantaian itu dan menyingkirkan pengaruh jerat yakuza dalam kehidupannya.