Name: Azayaka Shoukyaku (鮮やか 焼却 / あざやか しょうきゃく) - Aza
Age: 21
Birthday: 18 April
Gender: Perempuan
Birth Place: Jepang
Clan: Priroda
Personality: Seorang wanita yang menyukai kesopanan meskipun sendirinya bukan seorang yang cukup sopan (kecuali dalam hal berbicara). Sebenarnya seorang yang ramah, namun setelah pemberontakan di keluarga Shoukyaku, Aza tidak begitu mempercayai orang dan bersikap seolah-olah kebanyakan orang adalah mainan dan barang-barangnya. Meskipun begitu, Aza tetaplah seorang yang tenang - mungkin kecuali saat dia bertarung.
Weaknesses: Cepat mabuk, angkuh, posesif.
Ability: Pandai menari mampu menggabungkan tariannya ke dalam wujud pengendalian apinya. Pengendalian apinya sendiri dapat dikatakan sangat tinggi sehingga Aza dapat membuat badai api atau konflagrasi dalam waktu singkat serta meningkatkan suhu di sekitarnya dan menggunakan api berwarna keputihan yang paling panas secara fisika.
Subject: Pelatih Combat Priroda
Character Description: Berambut putih dengan mata ungu yang sangat langka. Pakaian yang dipakai bervariasi dan terdapat tato ungu pada bahu kirinya.
- Spoiler:
Azayaka Shoukyaku
(visualisasi: Tsukimi Kagami - Sara Sara Sasara)
Element: Api
Weapon: Tidak ada, mengingat Aza mampu menghasilkan api bahkan dengan nafasnya.
Background Story: Azayaka Shoukyaku adalah putri semata wayang dari keluarga yakuza yang cenderung bersikap netral terhadap perang Yakuza di Jepang. Bakatnya mengendalikan api muncul tanpa disadarinya dan sebenarnya diturunkan dari ayah dan ibunya yang masing-masing dapat juga mengendalikan api serta Magnesium; menghasilkan set "keluarga maut pemain api".
Sayangnya, perang antargeng semakin meningkat sehingga keluarga Shoukyaku akhirnya terseret setelah menjadi korban sampingan dalam sebuah pertarungan. Beberapa anggota keluarga Shoukyaku pun mendesak orang tua Aza supaya turun tangan ke dalam perang antargeng, setidaknya untuk menumpas semua sumber konflik sehingga perang akan berhenti. Mengetahui bahwa perang lainnya tidak akan membawa perdamaian, ayah Aza menolak dengan tegas desakan orang-orang itu. Meskipun perintah langsung, untuk tetap tidak terlibat dengan perang antargeng telah diturunkan, tetapi beberapa orang tidak mengindahkannya dan malah merencanakan kudeta terhadap keluarga utama Shoukyaku. Mengambil nama Kougi no Arashi (抗議の嵐 / こうぎのあらし), gerakan pemberontak ini merekrut banyak anggota yang kurang setuju dengan paham netralitas keluarga utama Shoukyaku dan akhirnya meledak pada sebuah malam saat Aza yang saat itu berusia 18 tahun sedang berlibur ke luar negeri bersama pelayan-pelayan kepercayaannya yang telah dianggap teman sendiri.
Pada dasarnya pengguna api dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya, konflik ini menyebabkan terjadinya kebakaran hebat di kediaman keluarga Shoukyaku. Pada dasarnya, para pendukung keluarga utama Shoukyaku lah yang mengalami kerugian paling banyak; mulai dari korban jiwa yang tidak sedikit hingga rusaknya kediaman keluarga Shoukyaku ditambah kematian orang tua Aza, secara tidak langsung membubarkan keluarga yakuza Shoukyaku. Para pendukung yang tersisa kebanyakan menghilang, dibunuh (baik oleh Kougi no Arashi maupun oleh keluarga yakuza lain), terbunuh (dalam perang antargeng), atau bergabung dengan keluarga yakuza lain. Sementara itu, Kougi no Arashi pun secara tidak resmi (meskipun akhirnya mendapat pengakuan dari keluarga yakuza lain) menjadi keluarga yakuza baru yang cenderung bermain kotor dalam perang antargeng untuk mengamankan [dan sebisa mungkin memperluas] daerah kekuasaannya. Setelah melihat silsilah keluarga utama Shoukyaku petinggi Kougi no Arashi pun menemukan kalau masih ada beberapa anggota keluarga utama Shoukyaku yang masih hidup. Informasi ini melatarbelakangi pengerahan anggota Kougi no Arashi ke berbagai daerah di untuk membinasakan orang-orang tersebut juga orang-orang yang berhubungan dengan mereka serta orang-orang yang diperkirakan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Karena inilah Aza tidak mengetahui apapun sampai Aza menaiki pesawat ke Jepang, di mana Aza mungkin telah meninggal apabila pelayan-pelayannya tidak membantunya menghadapi para pembajak pesawat yang bersekongkol dengan pilot pesawat pribadinya.
Sesampainya di Jepang, rombongan kecil Aza disergap di reruntuhan kediaman Shoukyaku oleh anggota-anggota Kougi no Arashi. Kali ini, rombongan Aza yang lebih waspada dapat mengalahkan anggota-anggota Kougi no Arashi dan mendapatkan informasi mengenai apa yang terjadi selama Aza pergi berlibur. Frustasi, Aza pun memutuskan untuk tinggal di reruntuhan kediaman Shoukyaku di bawah penjagaan pelayan-pelayannya yang tersisa setelah penyerangan berkali-kali ke reruntuhan itu. Setelah Aza dapat berpikir jernih lagi, akhirnya Aza kembali menunjukkan diri ke dunia yakuza. Kisah kehancuran keluarga Shoukyaku ternyata juga mengundang perhatian keluarga yakuza lain. Sementara yang lain berusaha membinasakan "sisa" keluarga Shoukyaku, beberapa malah menawarkan bantuan (tentunya dalam hubungan timbal balik), salah satunya adalah pekerjaan pelatih Combat Clan Priroda di Daihon Academy, yang diterima Aza.
Izin dari: Akari Chiaki.